Tuesday, March 27, 2007

waspada pancaroba

pancaroba alias perubahan musim kata orang adalah saatnya penyakit berdatangan. mungkin karena cuaca yang gak jelas tiap harinya kali yak, tubuh musti adaptasi. nah kalo musim ginian lagi datang (kayak sekarang ini) hati-hati, jaga kesehatan jangan telat makan, cukup istirahat. buat yang udah kerja musti bisa atur waktu antara cari uang dan istirahat. kalo nggak, yang ada malah sakit. maksut hati mau nyari duit yang didapat malah harus bayar pajak ke dokter. ingat, sakit datang nggak liat siapa kita, mau cowok atau cewek, mau direktur atau batur kalau emang lagi didatangi sakit, ya sakit aja.
masalah sakit ini juga sedang melanda Dhanan, temanku yang lucu. bahkan orang selucu dia juga "tedhas" dimakan sakit.-lhoh!!- saat ini, Dhanan sedang istirahat untuk menyembuhkan penyakit typhus dan DBD-nya. -cepet sembuh yo Nan, ben isoh ngelucu neh-
ngomong-ngomong,ada sedikit cerita tentang DBD. apakah kau tau bahwa DBD itu adalah Deman Berdarah Dengue? waktu awal-awal penyakit ini populer, aku nggak tau bahwa selain DB (demam berdarah) ada juga DBD. alhasil, waktu Bapakku nanyak apa itu DBD, aku bingung mo njawap apa. akhirnya aku bilang kalo DBD itu DEMAM BERDARAH DARAH !!!!! (what a stupid answer huh??!!!!)



*) bangkit setelah terkapar beberapa hari

love my self

akhir-akhir ini, egoku semakin tinggi. entah kenapa. ada sifat defensif yang muncul melebihi waktu-waktu yang lalu. keinginan untuk menuruti kata hati, keinginan untuk berlaku sekehendak hati kayaknya sedang mengusaiku. aku lelah menjadi orang yang harus menuruti keinginan orang lain, lelah harus memenuhi standart yang ditetapkan orang lain. dan sepertinya standart ini nggak ada yang bisa kupenuhi -atau mungkin belom-. awalnya aku tidak menyadari bahwa selama ini aku adalah pribadi bentukan orang lain.tapi lambat laun ada rasa lelah disana ketika kita musti jadi "pengikut". kupikir harus ada saat dimana aku jadi "yang diikuti". terkoneksi dari masalah stardardisasi ini, ada kalanya dimana aku ingin jadi yang menerapkan standart, tapi nggak ada yang mau ngikut -bukannya itu menyebalkalkan?-
dari sini aku berpikir, sekiranya aku belom bisa jadi pembuat patokan standar untuk orang lain, aku bisa menciptakan standart untukku sendiri tidak perlu mengikuti standart orang lain dan orang lain tidak perlu mnegikuti standartku, kupikir itu yang paling penting saat ini.
menurutmu, anehkah aku dengan kepinginanku yang satu ini??




*) hentikan menerapkan segala "standart" padaku, biarkan aku jadi seperti yang kumau.

Tuesday, March 20, 2007

SEKATENAN

Kemaren, aku dan Oki memenuhi janji kami yang sudah sempat terbengkalai untuk pergi ke Sekaten. Sore itu kami berangkat jam 4-an. Jam segitu tiketnya blom buka, jadi masuknya masi gratis . Anggota rombongan kami terdiri dari aku, Oki, Desi, Haryo dan seorang teman baru bernama Adit. Mereka adalah rombongan fotografer yang kayaknya ingin hunting foto di Sekaten, kali ajah ada obyek bagus, bisa buat stok foto.

Awalnya, niat ke
Sekaten buat ke van awul-awul, soale abis dipamerin temen dapet barang rok 3 biji seharga 9 ribu rupiah! -lak yo ngiler-ngiler to yen ngono kui!-, tapi ketika aku dan Oki ngubek van awul-awul sak Sekaten, kami nggak dapet yang harganya cocok alias raiso nawar! tapi kayaknya bakul van awul-awul sekarang udah pada nggaya! mereka udah pada tau kalo mahasiswa dari semua kalangan sekarang banyak yang hobi nyari baju di van awul-awul !!!!!-alhasil mereka punya posisi tawar yang sama tinggi sama kita-.

Setelah gak kesampean beli di van awul-awul, kami nongkrong beli sate kere, sebutan untuk sate yang tusukannya hanya berisi lemak-lemak yang sangat enak. makan cuman dua tusuk dan setengah lontong sudah membuat kami disibukkan gimana caranya agar lemak yang nempel di gigi nggak mengganggu penampilan. HALAH !!!!
*) aku yang pake topi

Akhirnya, setelah ngider-ngider ke sebagian tempat, kami memutuskan untuk naik ombak banyu, salah satu arena bermain di sekaten yang menggunakan tenaga manusia untuk memutarnya. Mainan ini berbentuk lingkarang dengan poros di atas, pokoknya bentuk mainan ini kayak payung (eh analogine wagu yo, lha aku bingung mendiskripsikannya piye ?) Naik ombak banyu selain memacu adrenalin, juga disuguhi atraksi oleh mas-mas yang muter ombak banyu-nya. Mereka memutar mainan ini dengan bergelantungan di sandaran tempat duduk kami. Saat satu sisi ombak banyu ini berada pada titik terendah, si mas pemutarnya sampai ngesot-ngesot di tanah, bahkan sampai ada yang jumpalitan dengan hanya berpegangan satu tangan di sandaran kami. Setelah atraksi selesai maka ombak banyu akan berayun di titik tertinggi, dan lambat laun akan kembali merendah, setelah itu maka atraksi akan dimulai lagi hingga beberapa kali sebelum permainan selesai.
Hanya saja, keasyikan naik ombak banyu kali ini agak berkurang karena diatasnya dikasih kanopi, jadi kalo pas screaming rasanya kurang lepas. Tapi mungkin karena musim hujan, mereka memasang kanopi ini untuk antisipasi.
setelah puas akhirnya kami pulang, tapi sebelumnya nggaya sik di deket kurungan


*) sekaten kali ini tanpa Danan diantara aku dan Oki

Monday, March 19, 2007

Printemps des poetes

Printemps des poetes

Je suis

(...)
Je suis perdu, vois-tu,
Je suis noyé,
Inondé d’amour;
Je ne sais plus si je vis,
Si je mange,
Si je respire,
Si je parle;
Je sais que je t’aime


yang terjemahan bebasnya:

Musim semi para penyair

Aku

(…)
Aku tersesat, taukah kau,
Aku terhanyut,
Tenggelam dalam api asmara;
Tak tahu lagi apakah aku bisa hidup,
Apakah aku bisa makan,
Apakah aku bisa bernafas.
Apakah aku bisa berbicara;
Yang kutahu, aku mencintaimu.

Alfred de Musset


*) dikasih Marie le Sourd waktu perkenalan “Teluhwatu” di LIP

Saturday, March 17, 2007

never there

i need your arms around me
i need to feel your touch
i need your understanding
i need your love so much

you tell me that you love me so
you tell me that you care
but when i need you baby
you're never there

on the phone long long distance
always through such strong resistance
first you say you're too busy
i wonder if you even miss me


*) sedang membutuhkan kehadirannya, sangat

hari-hari yang sangat penuh

sudah berminggu-minggu banyak sekali yang harus dikerjakan
begitu banyak kepercayaan yang harus dipertanggungjawabkan
semoga semua bisa terselesaikan


*) akhirnya tumbang juga, musti rehat barang sehari

Saturday, March 10, 2007

naik andong bikin sedih

semingguan yang lalu, aku iseng berangkat kerja naik andong sampai setengah jalan. abis itu sambung naik bis kota.
biasanya kalo naik andong tu nyatai, ngobrol dengan sesama penumpang ato dengan kusirnya. tapi pagi ini, aku naik andong tanpa bisa santai sedikitpun. sepanjang jalan aku was-was mikirin kudanya. sepanjang jalan, kuda itu dipukul terus sama kusirnya, mana kudanya kecil dan kurus. tampak dipunggung kuda itu bekas luka dan berdarah. bukti bahwa kuda itu tiap hari dipukul saat menjalankan tugasnya mencarikan pak kusir itu duit.
tidak berhenti sampai disitu, selang tiga hari kemudian, aku berangkat kerja naik bis kota. dari jendela bis yang kutumpangi, aku melihat pasangan kusir dan kuda itu lagi, masih dengan luka dipunggung kuda itu, dan cemeti si bapak kusir masih setia mampir di luka yang semakin menganga itu.
ironis, betapa seekor binatang yang membantu mencarikan rejeki untuk makan tiap hari, masih ditambah dengan siksaan. tapi apakah itu memang naluri kemanusiaan kita untuk selalu tidak merasa puas? padahal, dalam kasus pak kusir tadi, saya perlu menanyakan, apakah dia sudah menjalankan kewajibannya dengan benar? memberi makan yang layak misalnya. tapi ah, aku saja yang terlalu sentimentil kali ya, menurutmu?